Drone jenis multirotor rupanya menyita perhatian Kristianus Nugroho (29). Bersama rekannya Kuncara Aji Kusuma, untuk menginisiasi suatu komunitas yang berkecimpung di bidang multirotor ini, dan dinamai Komunitas Multirotor Jogja.

Komunitas Multirotor Jogja ini telah ada sejak setahun yang lalu, dan baru dimusyawarahkan pada 15 November 2015 kemarin. Tujuan dari dibentuk komunitas ini adalah untuk mewadahi para penggiat dan pecinta multirotor yang ada di Yogyakarta, dan kemudian belajar bersama tentang regulasi-regulasinya.

"Untuk itu kami ingin mewadahi seluruh pecinta multirotor, mengakomodasi, dan menyamakan kualitas, karena kegiatan ini tidak hanya sebagai senang-senang saja, tetapi juga bisa dijadikan pekerjaan, atau sebagai profesi, Komunitas Multirorotor Jogja ini mempunyai jadwal kumpul setiap Selasa minggu ke-2 setiap bulannya dan mempunyai basecamp di AFIS (Art Film School) Jalan Kaliurang Km.6, Yogyakarta. Menariknya lagi, komunitas multirotor ini terbuka bagi siapapun yang tertarik dan serius mendalami dunia multirotor.

Komunitas ini pun membagi anggotanya menjadi dua bagian, yakni anggota aktif dan anggota partisipan. "Anggota aktif itu yang memang punya unitnya dan serius, sementara partisipan itu yang memang tertarik atau pemerhati tapi belum mempunyai unit atau armadanya," lengkap lelaki yang juga bekerja di Evenesia, perusahaan yang bergerak di bidang creative event ini.

Untuk anggota aktifnya sendiri bila mempunyai unit atau armada, setidaknya unit yang memang semi pro ke atas. Mengapa demikian? Karena kegiatan multirotor ini tidak hanya sekadar hobi, tetapi juga profesi, diharapkan agar para anggotanya setidaknya mengerti tentang basic dunia multirotor. Mengerti tentang frame, baling-baling, Electronic Speed Cotroller (ESC), motor, flat controller, baterai dan charger, hingga paham tentang radio transmitter receiver.

Usut punya usut, rupanya Komunitas Multirotor Jogja ini juga dinaungi oleh FASI atau Federasi Aero Sport Indonesia yang bermarkas di Pangkalan TNI AU, lho. Kegiatan multirotor yang tak hanya bermanfaat untuk fotografi tetapi juga pemetaan lahan, penyebaran pupuk cair di bidang agronomi, film making, hingga bisa digunakan untuk mengetahui kelembapan udara ini ternyata memang sangat didukung oleh FASI.