• Apa itu Waterplant Community?
Waterplant Community adalah komunitas mahasiswa yang fokus dalam penyediaan air bersih. Kalo di daerah perkotaan kan di suplay PDAM, nah kita membantu masyarakat yang tidak terjangkau PDAM untuk mendapatkan air bersih. Kita tidak bermaksud menyaingi PDAM, akan tetapi membantu PDAM dalam menyediakan air bersih.
• Bagaimana awal terbentuknya?
Awal terbentuknya ketika tahun 2005, salah satu pendiri Waterplant Community yaitu mas Atmo melakukan panjat tebing di daerah Parangndok, atasnya Parangtritis, ketika ngobrol dengan seorang pemilik warung, ada ibu-ibu ngeluh tentang sulitnya air bersih disana. Lalu mas Atmo kerjasama dengan teman-temannya melakukan  survei, ketemu lah sumber air berupa sungai bawah tanah didalam gua  Plawan. Itu awal lahirnya Waterplant Community. Resmi didirikan sebagai komunitas pada tanggal 14 Februari 2008 dengan Roby Ardiarta sebagai koordinatornya.
 
• Tujuannya?
Tujuannya antara lain yaitu membantu masyarakat dalam mengakses air bersih serta membantu pemerintah mencapai MDGs di Indonesia.
• Siapa saja anggotanya?
Anggotanya mahasiswa dari berbagi jurusan, akan tetapi kebanyakan dari mahasiswa teknik sipil, soalnya dalam kegiatannya banyak terkait dengan keilmuan teknik sipill
• Bagaimana caranya bergabung?
Semisal ada yang tertarik dan punya kesungguhan untuk aktif di komunitas ini, gabung aja. Trus kita juga mengadakan open recuitmen, minimal mahasiswa semester 3. Selain itu juga lewat kegiatan KKN.
• Kegiatannya apa saja?
Kegiatan yang sudah kami laksanakan antara lain yaitu Program eksploitasi air Gua Plawan di desa Giricahyo, Gunungkidul. Program ini bertujuan menyediakan air baku bagi lebih dari 4000 warga Giricahyo. Ada juga Rescue Intake Sistem, yaitu penyediaan air minum IKK Selopamioro, Bantul, DIY. Lalu Program Pipanisasi di Dusun Srunggo Berkerjasama dengan Badan Amil Zakat Nasional, membentuk Perhimpunan Air Minum Masyarakat Yogyakarta (PAM-MASKARTA) D.I. Yogyakarta, serta beberapa kegiatan lainnya.
Bulan Desember tahun lalu Dinas Pekerjaan Umum Kab. Peswaran, Provinsi Lampung bersama warga kelompk air di daerahnya belajar tentang pengelolaan air di desa Banyusoco, Playen, Gunungkidul yang difasilitatori oleh Waterplant. Nama kegiatannya adalah Kerja Wisata.
Untuk saat ini Waterplant bekerjasama dengan PAM-MASKARTA dan Satuan Kerja Pengembangan Kinerja Perusahaan Air Minum (PAM) DIY mengevaluasi dan membina 460 kelompok air di DIY. Kegiatan ini sudah mendapat restu dari Gubernur DIY.
• Kendala yang dialami?
Kita kekurangan teman-teman dari sosial. Karena kita pengennya nggak membangun secara fisik saja, tapi masyarakat bisa memanfaatkan dan merawatnya, oleh karena itu kita butuh teman-teman dari sosial.
• Media apa saja yang digunakan untuk mengenalkan komunitas ini?
Melalui kegiatan-kegiatan kami  seperti mengadakan World Water Day, kerjasama dengan Kementrian Pekerjaan Umum, Satuan Kerja Pengembangan Kinerja Perusahaan Air Minum (PAM) DIY, kelompok-kelompok air,  dan kerjasama dengan BORDA, LSM dari Jerman yang konsen masalah sanitasi. Juga melalui website (www.waterplantcommunity.org)
• Bagaimana tanggapan masyarakat tehadap kegiatan komunitas ini?
Masyarakat banyak yang meras terbantu.masyarakat juga antusias dengan adanya program air bersih.
• Apa sih kendala msayarakat dalam mendapatkan air bersih?
Kalo dirunut dari awal adalah tingkat pendidikan. Sulit untuk memberikan pemahaman tentang pentingnya air bersih. Masih banyak yang melakukan aktifitas MCK di sungai. Akan lebih baik jika mereka sadar tentang pentingnya air bersih.
 
• Semangat apa yang pengen mbak tularkan dengan komunitas ini?
Kami ingin mahasiswa nggak cuma bisa demo, akan lebih baik kita bisa melakukan sesuatu yang lebih bermanfaat bagi masyarakat
• Harapan kedepannya?
Harapan kedepannya bisa memenuhi target MDGs 80%.  Berkembang tidak cuma di UGM, tapi juga di kampus kampus lain.