Bungkus!!! Itulah salah satu kalimat
yang sering dilontarkan oleh beberapa sineas atau orang yang bekerja di
dunia perfilman. Ngomong-ngomong masalah film, di Jogja ada komunitas
film independent a.k.a film indie namanya Pabrik Film. Terdengar dari
namanya gak salah kalo komunitas yang satu ini memang concern untuk
produksi film, terutamanya film pendek.
Awal berdirinya komunitas Pabrik Film
ini secara resmi pada bulan Oktober 2011. Menurut Mas Pandhu, salah satu
founding father-nya, Pabrik Film dibagi menjadi dua divisi besar, yaitu
Divisi Produksi dan Divisi Kreatif. Divisi Produksi memiliki Jobdesc
yang lebih berhubungan dengan klien, ngomongin kontrak, masalah budget,
legal, dan lain-lain. Sedangkan Divisi Kreatif terdiri dari tim yang
bertugas untuk meramu atau merealisasikan project dari tim produksi,
seperti membuat gagasan, konsep, hingga detail film. “Misal, tim SIJ
ingin membuat film bertemakan promosi tentang Jogja maka yang mengurusi
dan berhubungan dengan deal antara SIJ dan Pabrik Film adalah Divisi
Produksi, sedangkan pengerjaan filmnya dilakukan oleh Divisi Kreatif.
Kita sengaja membagi dua divisi agar kita dapat bekerja sesuai porsi dan
fokus pada Jobdesc masing-masing sehingga project yang dikerjakan
menghasilkan karya yang bagus.”
Pabrik Film merupakan komunitas yang
sedikit berbeda dengan komunitas film lainnya. “Kalau komunitas film
yang lain itu biasanya cuma produksi film aja, tetapi kalau Pabrik Film
tidak hanya soal produksi, tetapi juga distribusi dan eksibisi
(pemutaran film). Kita punya rekanan kerja untuk mebantu project kita,
yaitu Bioskop Mandiri. Seperti pada ajang pemutaran film “Valentine”,
kita bekerjasama dengan Bioskop Mandiri. Selain menghasilkan 3 film
pendek (Omnibus), kita juga melakukan pemutaran film di 9 kota besar di
Indonesia.”
Bagi komunitas yang bisa dibilang baru
ini, ada berbagai kendala yang dihadapi dalam proses pembuatan film
indie, antara lain masalah budget. “Cari sponsor itu susah apalagi untuk
membuat film indie. Kita mendapatkan income untuk membuat film biasanya
dengan menerima project dari company profile atau wedding tetapi itu
bukanlah tujuan utama komunitas ini. Kita gak mau di cap sebagai
komunitas yang sifatnya malah mengerjakan project dari klien bukannya
independent. Semua itu semata-mata dilakukan agar bisa mendanai
pembuatan film pendek kita.” Kendala yang lainnya adalah sebagain besar
anggota Pabrik Film adalah orang-orang yang punya basic perfilman dan
rata-rata adalah mahasiswa semester akhir yang notabene memiliki masalah
waktu, tetapi kita pengen merekrut orang-orang dari luar bidang
perfilman karena dari sisi organisasi kami masih belum sempurna jadi
membutuhkan orang-orang yang sifatnya bisa me-manage organisasi”, ujar
Mas Pandhu.
Nah, buat teman-teman SIJ yang ingin
bergabung bisa langsung aja menghubungi coordinator komando Pabrik Film
Mas Edo R. Rahman (edo_kuro) 085747870648, Pandhu Adjisurya 08562838620
(@sociohipster). Atau bisa juga lewat twitter @pabrikfilm dan website
www.pabrikfilm.org. Jika ingin bertatap muka langsung dengan orang-orang
komunitas Pabrik Film bisa datang di Basecamp Kompleks Atmajaya, Blok B
No. 2, Mancasan, Condongcatur, Sleman, Yogyakarta.
Terakhir, harapan dari komunitas Pabrik
Film adalah bisa menghasilkan bentuk film yang dapat menginspirasi dan
dinikmati secara luas. “Kami juga membutuhkan apresiasi dan pengakuan
dari karya-karya kami, caranya dengan menonton film pendek karya kami
pada acara pemutaran film lewat Bioskop Mandiri.”
Narasumber: Pandhu Adjisurya (@sociohipster) dan Rusdian Yazid
Kontibutor Study In Jogja : Elita Yunanda (@elitayuna)
0 komentar:
Post a Comment