Ubuntu adalah sistem operasi lengkap
berbasis Linux, tersedia secara bebas dan mempunyai dukungan baik yang
berasal dari komunitas maupun tenaga ahli profesional. Ubuntu sendiri
dikembangkan oleh komunitas sukarelawan, begitupun di Yogyakarta ini. Di
Yogyakarta sejak tahun 2007, Komunitas Ubuntu Jogja hadir untuk
mengenalkan open sources.
“Sebenarnya Ubuntu itu bukan organisasi
yang padat. Jadi kita memang punya ketua, punya bendahara, punya
sekertaris dan sebagainya, tapi sebenarnya itu hanya sekedar organisasi
saja. Karena komunitas ini kan non profit dan berbasis hobi. Prinsipnya
ketika ada event ya siapa pun yang nantinya handling dalam sebuah acara
atau event, dialah yang tanggungjawab dan jadi komandan. Sebagai contoh
salah satu kegiatan kita itukan adalah advokasi, edukasi, sosialisasi.
Waktu itu ada event dan kita mau bagi – bagi stiker di pameran komputer,
yang bisa bagi stiker cuma 2 orang Radit dan Iqbal, ya sudah mereka
yang jalan, mereka tidak menggunakan nama pribadi tapi menggunakan nama
Ubuntu.” Ungkap Dedy, Humas Ubuntu Jogja.
Teman – teman yang ada di Ubuntu ini
menyukai linux karena untuk mendapatkan free softwarenya mudah, contoh
kalau di UGM ada web yang menyediakan software – software linux di
repo.ugm.ac.id. Selain mudah, aplikasinya juga legal. Memang rata – rata
kita kan biasanya sewa CD, katakanlah kalau di daerah jogja itu di
Jalan Kaliurang atau Moses Gathotkaca. Sebenarnya yang kita sewa itu kan
melanggar hukum, karena rata – rata kan sistem operasi lain itu
berbayar bukan sewa sebenarnya.
Menurut Dedy, tujuan Ubuntu Jogja
sebenarnya, jangan sampai citra negara kita dikira negara pembajak. Jadi
kalau kita mikirnya pakai dululah produk yang legal, yang tidak terlalu
mahal bahkan mungkin yang free. Pelan – pelan dari kita pake software
free, kita nabung buat beli software yang memang berbayar. Padahal kita
tahu negara kita itu negara yang berdaulat, tolong menolong, saling
menghargai tapi kok sepertinya itu tidak terjadi. Prinsip kita adalah
berbagi.
Komunitas yang memang secara mendadak
mengadakan acar baik mingguan atau bulanan ini tetap mempunyai acara
rutin setiap 6 bulan sekali, yaitu antara bulan Mei Juni dan Oktober
November. Komunittas yang juga sedang menunggu keputusan dari Ubuntu
Pusat, yaitu mulai tahun 2013, Komunitas ubuntu Jogja lebih akan solid.
Nantinya ketika ditanya kumpulnya dimana, kontaknya siapa, ini Ubuntu
Jogja sudah fix ada.
Dedy menjelaskan sampai saat ini
totalnya member itu sekitar 20 – 30 tapi itu bener – bener kita seleksi
ya, tapi di tahun 2013 kita akan lebih welcome buat menerima yang mau
gabung. Ubuntu Jogja juga unik, yaitu keanggotaannya, tidak semuanya
pelaku IT. Ada yang basicnya pertanian, ada yang asalnya di NGO bergerak
di bidang sanitasi, dan sebagainya.
Saat ini target Ubuntu Jogja jangka
pendek adalah advokasi, edukasi dan sosialisasi dan kalo bisa akan
membuka konsultasi. Sebagai contoh untuk politik jika kita menggunakan
software yang sifatnya tertutup, kita kan tidak tahu didalamnya ada apa.
Padahal data – data pemerintah itu termasuk data yang vital. Jadi
dengan menggunakan free open source, kode kita itu akan terbuka.
Misalnya : Ubuntu Jogja itu dipasangin suatu hal yang bisa dimencuri
data, itu nanti seluruh dunia akan tahu. Kalau di level masyarakat, kita
bisa lebih mandiri tidak tergantung software.
“Ubuntu” berasal dari bahasa kuno
Afrika, yang berarti “rasa perikemanusian terhadap sesama manusia”.
Ubuntu juga bisa berarti “aku adalah aku karena keberadaan kita semua”.
Tujuan dari distribusi Linux Ubuntu adalah membawa semangat yang
terkandung di dalam Ubuntu ke dalam dunia perangkat lunak. Untuk yang
mau update dan bergabung di Komunitas Ubuntu Jogja bisa langsung lewat
twitter di ubuntu_id atau fan pages di Komunitas Ubuntu Indonesia.
Study In Jogja : Karina Erika
0 komentar:
Post a Comment