Gamelan !!! Apa yang pertama kali terlintas di pikiran kita saat mendengar kata tersebut? Mungkin pikiran kita langsung tertuju pada musik tradisional, musik yang ada hanya pada saat pagelaran wayang, atau musik khas Jawa. Tunggu dulu, saat kita melihat komunitas yang satu ini, tentunya kita akan dibuat tercengang. Ada satu hal yang unik dari komunitas ini, yaitu  kreasi dan inovasi yang membungkus gamelan menjadi sesuatu yang berbeda. Mari kita kenalan yuk dengan Komunitas Gamelan Gayam 16.
Nama Gayam 16 sendiri diambil karena lokasi base camp pertama mereka di Jalan Gayam nomor 16. Jadi terbentuklah nama komunitas Gayam 16. Simple ya? Sedangkan awal muasalnya, salah satu tokoh seni asli Jogja yang kiprahnya lebih di kenal di musik gamelan, bernama Sapto Raharjo. mengadakan Festival Kompetisi Gamelan Kontemporer pada tahun 1994.
Tujuan Sapto adalah ingin lebih mendekatkan gamelan kepada masyarakat khususnya generasi muda. Hingga akhirnya muncul respon positif dari berbagai Negara seperti Eropa, Amerika, Australia, India, dan lain-lain. Sehingga beliau merasa terdorong untuk mengadakan event yang berlanjut tentang gamelan.
Puncaknya tahun 1995, Sapto Raharjo membuat Yogyakarta Gamelan Festival yang merupakan media untuk tempat berkumpulnya pemain gamelan dan pecinta gamelan dari seluruh dunia yang di pusatkan di Yogyakarta. Namun, pada tahun 2009 Sapto Raharjo meninggal dunia, dan Yogyakarta Gamelan Festival tetap harus berjalan, Gayam 16 lah yang setiap tahunnya meneruskan event international ini tetap dengan nama Yogyakarta Gamelan Festival hingga di tahun ke 17 nya ini.
Komunitas yang saat ini menempati base camp di Jalan Bausasran DN III/970, Yogyakarta selalu mengadakan berbagai kegiatan seperti kegiatan tahunan Yogyakarta Gamelan Festival ( YGF ) dan Gamelan Gaul. Ada juga kegiatan yang dilakukan lainnya seperti Road to School or Community, selain itu pelatihan antar teman. Semua itu dilakukan dalam rangka gerakan budaya yang salah satunya lewat gamelan.
“Untuk anggota di sini tidak organisatori secara ketat tetapi datang dan pergi. Akan tetapi  komunikasi tetap berjalan. Dari awal berdiri berjumlah ratusan tetapi yang aktif ada 40 – 50 orang. Untuk mempererat solidaritas setiap tahun, yang terpenting adalah semangat dan pemahaman. Di sini ada organisasi sistematik juga yaitu Management Festival, HRD, Pendidikan dan Entertaiment, Operasional, Finance, Seni, Marcendence. Itu semua harus sinergis.” ungkap salah satu koordinator Gayam 16 , Mas Joko.
Untuk kalian yang mau jadi anggota komunitas ini, gampang, hanya ada 2 syarat yaitu “Datang dan Siap jadi saudara”. Latar belakang tidak berpengaruh, yang penting kebersamaan. Langsung saja bisa daftar lewat Twitter @gayam16,  Facebook Gayam 16 Community, atau sms ke nomer 0274-7477717.
Bagi Mas Joko, hambatan – hambatan yang di temui di Gayam 16 ini justru di jadikan kekuatan dan pembelajaran bersama untuk menuju tingkat yang lebih baik lagi. Kita juga patut bangga menjadi tuan rumah. Tetapi hal itu belum cukup, mari kita pelajari dan jaga terus kekayaan budaya negeri ini. Semoga Gayam 16 kedepan memiliki keyakinan atau impian melakukan sesuatu untuk orang lain, minimal untuk diri sendiri. Sehingga dari sesuatu yang kecil – kecil itu bisa mendapatkan keuntungan yang bernilai besar dan bermanfaat. Karena pemahaman yang ada di Gayam 16 adalah “Ini titipan anak cucu kepada kami bukan sebaliknya.“
Kontributor Study In Jogja : Ispi Setiawati