Berani berbisnis? Adalah pertanyaan sekaligus tantangan simple tapi kebanyakan orang justru perlu pikir panjang untuk menjawabnya. Kali ini tim SIJ mencoba membedah suatu komunitas wirausaha atau entrepreneur yang memiliki visi misi berbagi dalam kelimpahan. Sangat mulia bukan, mari kita simak bersama informasi selengkapnya.
Masih sama dengan figur entrepreneur muda Jogja pemilik Colorful Photography, Danto Adityo yang juga merupakan Ketua Komunitas Tangan Di Atas (TDA) Jogja sekaligus narasumber liputan kali ini. Tangan Di Atas (TDA) adalah sebuah pergerakan pengusaha muda menengah bisa disebut seperti Usaha Kecil Menengah (UKM) yang gemar berbagi antar sesama anggotanya, seperti berbagi ilmu, informasi, cerita pengalaman bisnis. TDA bukanlah sebuah oragnisasi resmi dengan kepengurusan yang mengikat, tetapi lebih kepada sebuah wadah bagi pengusaha di Indonesia agar bisa kompak berbagi rejeki, saling share pasar, dan bareng-bareng maju. Fokusnya adalahnya agar Indonesia bisa menjadi negara lebih maju dari negara-negara di Asia. Prinsipnya adalah bahwa di dalam TDA para pengusaha menyadari gak ada bisnis yang saling menjatuhkan tetapi saling berbagi.
Lebih lanjut Mas Danto menjelaskan awal berdirinya TDA pusat di Jakarta sekitar 6 tahun yang lalu dari sekelompok orang yang suka ngeblog, salah satunya blog yang ditulis oleh salah satu pendiri TDA, yaitu Badroni Yuzirman (http://www.roniyuzirman.blogspot.com/). Isi blog tersebut menurut sebagian orang cenderung memprovokasi pembacanya untuk menjadi pengusaha atau TDA. Kemudian, dari para pembaca blog tersebut tercetus ide untuk membuat pertemuan dalam bentuk talkshow dengan menghadirkan Haji Ali, salah satu tokoh sukses yang sering diceritakan di blog tersebut. Tanggal 12 Januari 2006 adalah tanggal diadakannya talkshow tersebut yang dihadiri oleh sekitar 40 orang bertempat di Restoran Sederhana Rawamangun, Jakarta Timur. Dari talkshow itulah diperkenalkan istilah Tangan Di Atas yang diperluas tafsirnya menjadi pengusaha atau pedagang, sedangkan Tangan Di Bawah adalah karyawan atau pegawai.
Kemudian mereka mulai membuat milis TDA. Di milis tersebut mereka kemudian bergabung dan saling sharing mengenai interest di dunia bisnis, setelah itu kumpul-kumpul atau Kopi Darat (Kopdar). Berawal dari Jakarta kini komunitas TDA telah menyebar hampir di 25 wilayah di seluruh Indonesia. “Untuk TDA Jogja sendiri terbentuk sekitar 3 tahun yang lalu, awalnya mulai dari kumpul-kumpul pengusaha di Jogja dan berangkat dari semangat positif TDA pusat (Jakarta) setelah itu langsung dibuat kepengurusan TDA di Jogja.”, begitu kata Ketua TDA termuda dari ketua TDA di wilayah lainnya ini.
TDA merupakan komunitas yang unik karena pada prinsipnya sekali lagi para anggota TDA memiliki semangat keberlimpahan, semangat yg jarang dimiliki oleh pengusaha lainnya. Sehingga dengan adanya orang-orang ini, harapannya semakin banyak menumbuhkan dan mendorong lahirnya wirausahawan yang tangguh. Nilai-nilai dasar TDA sendiri adalah berkelimpahan, seorang wirausahawan yang memiliki jiwa berkelimpahan akan selalu bersyukur dan akan berbagi dengan sesama. Berbagi dalam bentuk apa saja yang bermanfaat, tidak hanya materi tetapi juga ilmu, link, waktu, semangat, pengalaman bisnis, dan lain-lain.
Kegiatan di TDA sendiri beragam mulai acara wajib yang diikuti oleh anggotanya hingga acara yang diadakan secara rutin. “Sebulan sekali ada acara wajib semua anggota berkumpul, ada dua jenis yaitu Kopdar dengan mengundang satu pembicara seperti talkshow, dan E-talk sejenis diskusi terbuka secara bergilir oleh sesama anggota. Untuk acara rutinnya adalah Mastermind (MM) dan Kelompok Mentoring Bisnis (KMB).”, kata Mas Danto. Keduanya merupakan suatu diskusi bedanya KMB merupakan diskusi yang didampingi oleh mentor dengan beranggotakan 5-8 orang.”Idealnya semua diskusi itu KMB tetapi karena untuk di Jogja kurang mentor jadi ada juga Mastermind (MM).”
Nah, bagi yang ingin bergabung kata Mas Danto “Cukup follow Twitter kami di @tdajogja dan like Fan Page FB TDA Jogja, lalu cukup konsisten datang dan aktif di acara-acara TDA. Orang-orang yang aktif dan sering ikut acara sudah kami anggap anggota.” Kini anggota TDA Jogja ada sekitar 100an orang yang aktif mengikuti Kopdar dan E-Talk. “Kebanyakan anggota TDA sendiri adalah mahasiswa sehingga banyak start up”, Ungkap Mas Danto
Terakhir, sebagai wirausaha yang terbilang sukses di usia muda, Mas Danto memberikan sedikit tips bagi kawan SIJ yang mau memulai usaha, yaitu “Carilah passion anda, lalu segeralah take action! Jangan kebanyakan mikir atau berencana, karena ketika kita sudah memulai lalu kita dihadapkan pada suatu masalah, solusi-solusi pun akan kita dapatkan seiring proses yang sedang kita lalui. Jangan khawatir!”. Lebih lanjut Mas Danto mengungkapkan, “Wirausaha itu berasal dari kata Wira= Super dan Usaha. Jadi wirausaha adalah usaha yang dilakukan secara super dan doble seperti plesetan dari kepanjangan TDA sendiri yaitu Take Double Action”. Terakhir pesan dari Mas Danto kepada kawan SIJ, “Menjadi wirausaha itu yang terpenting adalah Jujur, bisa memberikan manfaat bagi lingkungan sekitar, masyararakat, bangsa dan negara”.
Kesimpulannya kalau ingin memulai usaha jangan takut untuk mencoba, jangan terlalu resah berpikir akan kemungkinan-kemungkinan buruk yang belum pasti. Tetapi perlu dicatat bahwa kata jangan kebanyakan berpikir bukan berarti kita tidak memikirkan sama sekali tentang rencana bisnis (business plan). Suatu usaha yang berhasil juga didukung oleh rencana yang matang. So, selamat mencoba menjadi wirausahawan muda yang selalu berbagai terhadap sesama, seperti pepatah Tangan Di Atas lebih baik dari Tangan Di Bawah.
Narasumber: Danto Adityo Laksono
Jabatan: Ketua TDA Jogja periode Januari 2012 – Juli 2013
Twitter:@dantoadityo / @tdajogja
Website Pribadi/Blog: dantoadityo.com / tdajogja.org
Study In Jogja : Elita Yunanda